Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, Cina, adalah salah satu pusat ekonomi utama di wilayah Delta Sungai Pearl. Namun, lokasinya yang strategis di dekat Sungai Pearl dan Laut Cina Selatan membuat kota ini rentan terhadap banjir, terutama selama musim hujan. Artikel ini akan membahas penyebab, dampak, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi banjir di Guangzhou.
Curah Hujan Tinggi Selama Musim Hujan
Guangzhou mengalami musim hujan yang intens antara April hingga September, yang sering kali disertai dengan curah hujan tinggi akibat badai tropis atau taifun.
Kedekatan dengan Sungai Pearl
Kota ini terletak di hilir Sungai Pearl, yang sering meluap selama musim hujan, mengakibatkan genangan di berbagai wilayah perkotaan.
Urbanisasi yang Cepat
Perkembangan kota yang pesat telah mengurangi lahan resapan air alami seperti lahan basah dan kanal. Penggantian area hijau dengan infrastruktur beton memperburuk risiko banjir.
Pasang Laut dan Kenaikan Permukaan Air Laut
Sebagai kota pesisir, Guangzhou menghadapi ancaman banjir rob akibat pasang laut yang tinggi. Kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim memperburuk situasi ini.
Sistem Drainase yang Terbebani
Sistem drainase perkotaan sering kali kewalahan mengelola volume air yang besar selama hujan deras, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi.
Gangguan Ekonomi
Sebagai pusat perdagangan dan industri, banjir di Guangzhou dapat mengganggu aktivitas bisnis dan rantai pasokan, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Kerusakan Infrastruktur
Jalan, jembatan, dan sistem transportasi umum sering rusak akibat banjir. Gangguan pada infrastruktur ini memperlambat aktivitas sehari-hari dan upaya pemulihan.
Risiko Kesehatan
Genangan air yang tercampur limbah meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti diare, infeksi kulit, dan demam berdarah.
Dislokasi Penduduk
Banjir besar sering memaksa penduduk di daerah rendah untuk mengungsi ke tempat penampungan darurat, yang berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka.
Modernisasi Sistem Drainase
Pemerintah Guangzhou telah berinvestasi dalam sistem drainase bawah tanah yang canggih untuk mengurangi risiko banjir. Namun, perluasan dan pemeliharaan rutin tetap menjadi prioritas.
Pelestarian dan Restorasi Lahan Basah
Lahan basah dan kanal alami perlu dipertahankan dan direstorasi untuk meningkatkan kapasitas resapan air dan mengurangi risiko genangan.
Pengendalian Sungai dan Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan tanggul, waduk, dan pompa air besar diperlukan untuk mengendalikan luapan Sungai Pearl selama musim hujan.
Pembangunan Kota Tahan Banjir
Guangzhou dapat mencontoh kota-kota lain dengan membangun infrastruktur tahan banjir, seperti jalan yang bisa menyerap air dan ruang hijau publik.
Pengelolaan Air yang Berkelanjutan
Pemanfaatan teknologi canggih untuk memantau aliran air, curah hujan, dan permukaan air sungai dapat membantu memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga saluran air bebas dari sampah dan cara menghadapi situasi darurat banjir adalah langkah penting dalam mengurangi dampak banjir.
Guangzhou menghadapi tantangan besar terkait banjir karena lokasi geografisnya dan dampak perubahan iklim. Namun, dengan langkah-langkah mitigasi seperti modernisasi infrastruktur, pelestarian lahan basah, dan perencanaan kota yang berkelanjutan, risiko banjir dapat diminimalkan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menjadikan Guangzhou lebih tangguh terhadap bencana banjir di masa depan.